Yang Hila Dicaroi, Yang Hanyauk Dipinteah, Sailae Dingan Samudek Dibusameo

12 July 2011

Do'a Ibnu Jahsy R.A. dan Sa'ad R.A.

Di medan pertempuran Uhud, Abdullah bin Jahsy r.a. berkata kepada rakan seperjuangannya Sa’ad bin Abi Waqqas, “Wahai sahabatku Sa’ad! Marilah kita berdoa bersama-sama ke hadirat Allah Swt. dan kita mengaminkannya. Karena apabila seseorang memohon kepada-Nya dan seorang lagi mengaminkannya, maka Allah Swt. akan mengabulkan permohonannya itu.”
Mendengar perkataan sahabatnya itu, Sa’ad r.a. pun menyetujui dan mereka menuju ke satu sudut untuk berdoa bersama. Maka Sa’ad r.a. mulai berdoa dengan berkata, “Ya Allah, tatkala aku berada di medan pertempuran esok hari, dangan limpahan rahim-Mu biarlah aku dihadapkan dengan seorang musuh yang kuat dan garang. Biarkanlah musuh itu menyerangku dengan sekuat tenaganya dan biarlah aku menghadangnya dengan segala kekuatan tenagaku. Setelah itu ya Allah, biarkanlah aku memperoleh kemenangan dengan membunuhnya karena-Mu dan  biarkanlah aku dapat memperoleh harta rampasannya dengan limpahan karunia dari-Mu ya Allah.”


Abdullah r.a. mengikutinya dengan berkata, “Amin.”
Kemudian giliran Abdullah bin Jahsy r.a., ia berdoa dengan berkata, “Ya Allah ya Tuhanku, Apabila esok hari kami bertempur, hadapkanlah aku dengan musuhku yang paling kuat. Biarkanlah musuhku itu menyerangku dengan kemarahan yang membara dan berilah aku keberanian untuk menghadapi musuhku itu dengan segala kekuatan yang ada padaku. Kemudian, ya Allah, biarlah musuhku itu membunuhku, dan biarkanlah ia memotong hidungku dan telingaku. Sehingga pada hari Kiamat kelak, apabila aku berdiri di hadapan-Mu, saat engkau mengadiliku, Engkau akan bertanya, ‘Wahai Abdullah! Mengapa hidung dan telingamu terpotong?’ Maka di hadapan-Mu kelak, aku akan menjawab, ‘Hidung dan telinga saya telah terpotong karena berjuang di jalan-Mu ya Allah Swt. dan di jalan rasul-Mu.’ Kemudian Engkau akan menjawab, ‘Benar, semuanya telah terpotong karena berjuang di jalan-Ku.” Sa’ad r.a. pun berkata, “Amin.”
Keesokan harinya terjadilah peperangan Uhud yang berlangsung dengan sengit. Kemudian terbukti doa kedua sahabat itu telah dikabulkan oleh Allah Swt. Sa’ad r.a. lalu berkata, “Doa Abdullah lebih mulia daripada doaku. Sore harinya aku menyaksikan hidung dan telinga Abdullah diikat dengan benang.” Dalam perang Uhud ini pedangnya pun telah patah oleh musuhnya. Lalu Nabi saw. memberinya sebatang ranting pohon. Ketika ranting itu dipegangnya, maka langsung berubah menjadi pedang. Pedang itulah yang ia gunakan dalam pertempuran. Setelah selesai pertempuran, pedang itu masih ada selama beberapa waktu, kemudian pedang itu dijual seharga dua ratus dinar emas yang merupakan mata uang pada waktu itu. (al-Ishabah)
Pertahankan perjuangan ini dengan semangat juang
Sehingga merasakan kelezatan syahid
Dengan tubuh yang terpotong-potong

1 komentar:

Anonymous said...

Semoga Rahmnat Allah tercurah kepada kita semua..!

Post a Comment

Template by:
Free Blog Templates